Jumat, 24 April 2009

Bahayakah terlalu banyak makan cabe rawit?

Jika dijadikan suatu kebiasaan, mengonsumsi makan pedas dalam jumlah banyak itu kurang baik," ungkap Prof dr Bambang Wirjatmadi MS MCN Phd SpGK. Dia menjelaskan, konsumsi yang berlebih akan menimbulkan iritasi pada lambung. Hal ini berkaitan dengan minyak aetheris yang dihasilkan oleh makanan pedas. 

Di dalam lambung, minyak ini akan menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. "Inilah yang akan menyebabkan perut terasa perih," jelasnya. Peningkatan produksi asam lambung yang terjadi secara terus menerus, akan menimbulkan iritasi pada lambung. Akibatnya, permukaan lambung akan menjadi rapuh dan mudah sekali mengalami luka. Penyakit ini biasa disebut sebagai gastritis atau yang biasa kita kenal dengan mag.. 

Selain menyebabkan iritasi lambung, makanan pedas juga mempermudah terjadinya diare. "Itu terjadi karena makanan pedas mempercepat peristaltik usus," tambahnya guru besar ilmu gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair ini. Cabai juga bisa menimbulkan penyakit lainnya, yaitu usus buntu. Itu disebabkan biji cabai yang menutupi appendiks (umbai cacing) yang letaknya di peralihan usus halus ke usus besar. 

Memang, jika dilihat kandungan bahan-bahannya, makanan pedas ini kaya akan vitamin C. Seperti pada cabai hijau besar yang mengandung 84 mg vitamin C, cabai merah besar kering mengandung 50 mg, cabai merah besar segar mengandung 18 mg, dan cabai rawit segar mengandung 70 mg vitamin C. 

Namun, bukan berarti dengan mengonsumsi makanan pedas ini maka kebutuhan tubuh akan vitamin ini tercukupi. "Lebih banyak efek samping negatifnya daripada positifnya," cetus Bambang. Kandungan vitamin C yang terdapat pada makanan pedas ini tak sebanding dengan efek samping yang diakibatkan makanan tersebut. Karena itulah, konsumsi makanan pedas ini sebaiknya dibatasi. "Jika sekali-sekali saja sih tidak masalah. Tapi kalau setiap hari, sebaiknya jangan," sarannya. 

Meski begitu, efek makanan pedas ini berbeda pada setiap orang. Ada yang kuat mengonsumsi banyak cabai, namun ada juga yang lambungnya tidak tahan, meski hanya mengonsumsi sedikit cabai. Hal ini ada kaitannya dengan kebiasaan dan genetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar